lirik lagu

TUGAS

ARTIKEL
KONSEP DASAR IPS 1


Dosen pengampu:
Umi Nadjikah Fikriyati M,A


Disusun oleh:
Mentari Nur Hanifah (40213161)
PGSD4/2

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP ISLAM BUMIAYU
2014/2015

Oleh : Mentari Nur Hanifah
Abstrak
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa selain menyimak, berbicara, menulis, sastra dan kebahasaan adalah membaca. Kompetensi tersebut dapat dimiliki oleh siswa melalui pembelajaran yang dilaksanakan di Sekolah Dasar .Agar terjadi peningkatan pencapaian kompetensi dasar tersebut , guru perlu mengembangkan pembelajaran dengan model - model pembelajaran yang lebih inovatif. Oleh karena itu guru harus memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan model pembelajaran. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa selain menyimak, berbicara dan menulis. Dalam membaca seseorang dituntut untuk berinteraksi melalui teks ( tulisan ). Dengan membaca seseorang dapat memperoleh pesan yang ditulis dalam sistem tand baca (graphophonic knowledge ). Apabila seseorang tidak memiliki keterampilan membaca yang memadai, hampir dipastikan ia tidak mampu berkomunikasi melalui teks. Apabila dihubungkan dengan tuntutan kehidupan saat ini, tentu orang tersebut akan mendapatkan hambatan dalam memperoleh pesan ( infornasi ) yang disampaikan melalui teks /tulisan.
Key word : pengembangan,keterampilan, ruang lingkup membaca di SD














PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan membaca sering kali kita lakukan dalam waktu luang atau sedang santai, ketika bekerja, ketika belajar, ketika belanja, di jalan-jalan ketika melihat spanduk-spanduk atau bacaan lainnya yang memberikan informasi kepada kita dan lain sebagainya. Namun pernahkah kita menyadari sudah seberapa mahir dan terampil diri kita dalam menguasai atau memahami  bacaan yang sedang dan sudah kita baca. Maka dari itu kita perlu mengembangkan keterampilan membaca, meskipun sejak kita duduk di bangku sekolah dasar telah belajar membaca akan tetapi kita kembali pada hakekat dan tujuan IPS. Salah satu tujuan IPS adalah untuk mempersiapkan warga negara Indonesia agar dapat berpartisipasi dalam hidup di masyarakat, baik dalam masyarakat lokal, nasional, maupun masyarakat dunia. Agar dapat berpartisapasi dalam masyarakat tersebut, seorang warga perlu memiliki kemampuan berupa pengetahuan ( knowledge ), sejumlah keterampilan ( skills ), sikap dan nilai ( attitudes and values ) serta kemampuan berperilaku ( action ) sebagai warga negara. Di sinilah, seseorang memerlukan keterampilan membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.
Membaca adalah salah satu keterampilan dalam belajar untuk memperoleh sejumlah pengalaman dan atau pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu. Salah satu bagian penting dari aktivitas belajar adalah mengembangkan suatu kesadaran bagaimana belajar itu terjadi. Dengan kata lain, kita harus membiasakan diri menilai seberapa banyak kita tahu tentang pokok bahasan yang telah kita ketahui atau pelajari dan bagaimana kita belajar ketika kita membaca. Kita harus menganalisis diri sendiri tentang pengetahuan apa yang kita pelajari, analisis ini disebut metakognisi atau kesadaran metakognitif (metacognitive awareness)
.
Pengembangan Keterampilan Membaca dalam IPS
Pengembangan yang perlu dipelajari dalam membaca, antara lain:
Pengembangan Keterampilan Pemahaman
Memahami suatu istilah dan atau konsep maka di perlukan keterampilan memahami terhadap bacaan-bacaan yang ada. James Banks (1990) menyebut kemampuan yang dimaksud dengan istilah kesadaran metakognitif  yaitu sering diartikan “mengetahui tentang mengetahui” (knowing about knowing) atau “mengetahui bagaimana untuk mengetahui” (know how to know). Metakognitif  merupakan kesadaran tentang apa yang harus dilakukan untuk belajar. Dengan kesadaran ini maka memungkinkan para pembaca berusaha menentukan apakah mereka telah memahami dan kapan. Kemampuan yang diperlukan agar kemampuan metakognitif ini muncul adalah kemampuan melakukan kontrol (monitoring) pemahaman terhadap isi bacaan.Banks (1990) mengemukakan empat langkah untuk memonitoring adalah sebagai berikut:
 Kita harus mengetahui kapan kita melakukan dan tidak melakukan sesuatu.
 Kita harus mengetahui apa yang kita ketahui.
3) Kita harus mengetahui apa yang mereka perlukan untuk mengetahui.
4) Kita harus mengetahui kegunaan teknik-teknik yang membantu kita dalam belajar.
Empat langkah dalam memonitoring  pemahaman membaca ini sangatlah penting karena kesadaran metakognitif perlu adanya monitoring oleh diri sendiri (self-monitoring) dan evaluasi diri (self-evaluation). Kemampuan membaca dalam IPS perlu keterampilan khusus karena bahan bacaannya yang beragam. Jarolimek & Parker (1993) mengemukakan sejumlah keterampilan membaca dalam IPS, sebagai berikut:
Diharapkan siswa IPS adalah pembaca yang mampu:
1)  Membaca secara fleksibel.
2)  Menggunakan judul bab dan subbab sebagai alat bantu membaca.
3)   Menggunakan kunci kontekstual untk mendapatkan makna.
4)  Menyesuaikan kecepatan membaca dengan tujuan.
5) Menduga hubungan sebab-akibat.
6) Menggunakan bahan referensi, bila perlu, untuk memahami istilah kosa kata penting.
7) Mencari data.
8) Menggunakan bagian-bagian buku (seperti indeks, daftar isi, pengantar, dan sebagainya) sebagai alat bantu membaca.
9) Menunjukkan pilihan.
10)  Menempatkan fakta dan menduga ide-ide utama.
11)  Membandingkan penjelasan satu dengan yang lainnya.
12)  Mengenal kalimat-kalimat topik.
13)  Menggunakan keterampilan untuk menemukan bahan kepustakaan.
Membaca adalah proses berpikir, dan intinya adalah proses memaknai, yakni merekontruksi makna. Proses pemaknaan ini dilakukan oleh pembaca disesuaikan dengan situasi dan teks yang dibaca. Dengan demikian, membaca merupakan suatu interaksi antara pembaca, teks, dan konteks. Membaca sering juga dikatakan sebagai proses kognitif yang kompleks. Namun, bukan berarti bahwa pekerjaan membaca tidak dapat disederhanakan. Jarolimek dan Parker menyarankan beberapa keterampilan membaca isi buku teks, sebagai berikut:
1) Memanfaatkan beberapa bagian buku-buku.
Bagian-bagian buku hendaknya dibelajarkan sebagai alat bantu dalam memperoleh informasi. Seperti indeks, daftar isi, pengantar, dan sebagainya.
2) Mengenali kalimat-kalimat topik.
Kalimat topik adalah sesuatu yang penting dalam setiap paragraf karena kalimat ini memberi informasi tentang apakah paragraf tersebut. Adapun yang harus dipelajari siswa:
ü  Bahwa kalimat topik memberikan informasi tentang apakah paragraf tersebut,
ü  Bahwa kalimat lain dalam paragraf hanya menguraikan, menjelaskan atau mendukung kalimat topik,
ü  Bahwa kalimat topik biasanya, walaupun tidak selalu, adalah kalimat pertama dalam suatu paragraf.
3) Memanfaatkan teknik pengorganisasian buku.
Kita bisa menggunakan bagian-bagian dalam buku, seperti bab, subbab, peta, chart, gambar, tabel, dan pendahuluan yang akan membantu pembaca dalam memahami isi bacaan.
4) Memanfaatkan gambar untuk membantu pemahaman.
Penggunaan alat bantu visual yang paling luas dalam buku adalah gambar, foto, dan ilustrasi. Ini digunakan untuk memperoleh realisme, untuk mengungkapkan pemikiran, untuk mengingat objek yang sebenarnya, singkatnya untuk memberikan pemaknaan dalam belajar. Upaya ini dilakukan karena kata-kata saja tidak cukup dapat menyampaikan pesan atau arti secara akurat, tepat, dan cepat seperti gambar. Pesan yang dibawakan serta materi yang dibahas terdapat sinkronisasi dan sinergisme. Jarolimek (1993) mengemukakan tujuan mendasar dari pembelajaran dengan memanfaatkan alat bantu gambar, misalnya, adalah agar pesan yang disampaikan betul-betul akurat. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa gambar, foto atau ilustrasi hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan atau jenjang usia siswa. Dengan kata lain, alat bantu tersebut hendaknya menjadi media yang dapat mempermudah penyampaian pesan.






  1.   Pengembangan Keterampilan Vokabuler Sosial
Vokabuler atau Vokabularium sosial yang dimaksud di sini adalah semua kata, perbendaharaan kata atau kosa kata yang biasa digunakan dalam IPS. Rendahnya penguasaan vokabuler IPS merupakan salah satu penyebab utama rendahnyapemahaman dan banyaknya kesalahan membaca dalam IPS. Apalagapabila para penulis menyuguhkan kata-kata yang dirasakan sulit (asing) bagi para pembaca.
Berikut ini adalah jenis kata atau istilah vokabuler sosial yang sering muncul dalam IPS sehingga perlu dikenal.
A.  Istilah teknis, ialah istilah, kata-kata atau ungkapan asing bagi IPS dan biasanya dijumpai ketika membaca. Misal: kapitalisme, monopoli, temperatur dsb.
B.  Istilah figuatif (kiasan), ialah ialah ungkapan yang bersifat metaforis; memiliki konotasi berbeda dari arti harfiah yang digunakan. Misal: perang dingin, pemimpin tangan besi, politik adu domba dsb.
C.  Kata-kata yang berarti ganda ialah kata-kata yang memiliki ejaan sama, tetapi memiliki makna berbeda sesuai konteks. Misal: kamar, kursi, meja hijau dsb.
D.  Istilah-istilah khas untuk suatu wilayah tertentu, ialah ungkapan-ungkapan khusus di suatu wilayah tertentuyang tidak bisa digunakan di tempat lain. Misal: desa, udik, marga dsb.
E.   Kata-kata sama atau hampir sama pengucapannya, ialah kata-kata yang sama atau hampir sama baik ucapan maupun penulisannya namun maknanya berbeda. Misal: malang dengan Kota Malang, KKN (Kuliah Kerja Nyata) dengan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) dsb.
F.  Akronim, ialah, kata-kata singkatan. Misal: OPEC, ASEAN, DEPDIKNAS dsb.
G. Istilah-istilah penjumlahan, ialah kata-kata atau istilah yang menunjukan jumlah waktu, ruang, atau objek. Misal: tak lama kemudian, abad, windu, beberapa tahun kemudian dsb.

Menurut Jarolimek & Parker (1993) strategi tepat untuk mengembangkan vokabuler adalah dengan cara menuliskan kata-kata atau istilah kunci pada suatu kalimat dan mendiskusikannya.
Salah satu keterampilan yang sangat berguna dalam membaca buku IPS adalah penggunaan “clue” (petunjuk) dalam konteks. Memperoleh pengertian melalui konteks sangatlah penting dan banyak manfaatnya karena dengan memaknai konteks maka para siswa atau pembaca akan berlatih secara nalar. Proses mengkombinasikan kata atau istilah baru yang telah diketahui artinya dengan cara menyusun sehingga membentuk kata baru dan memaknainya merupakan teknik yang membantu memperkaya vokabuler. Memperoleh pengertian melalui konteks sangatlah penting dan banyak manfaatnya karena memaknai konteks maka para siswa pun akan berlatih membaca secara nalar. Teknik ini sangat berbeda dengan mengartikan kata demi kata secara lepas, tidak dalam konteks. Glosarium tidak memberikan arti kata dan istilah yang sesuai dengan konteks sehingga terjadinya keterbatasan dalam memperkenalkan arti kata dan istilah baru.
Untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran dalam memahami vokabuler sosial hendaknya kita belajar menggunakan berbagai sumber acuan atau referensi. Kegunaan acuan atau rujukan bukan tergantung pada ketersediaannya, tetapi juga pada kemampuan kita memanfaatkannya karena ada beberapa jenis referensi yang memiliki kegunaan yang bersifat multifungsi yang bisa dimanfaatkan secara efisien.
Referensi atau bahan rujukan yang biasa digunakan dalam belajar IPS dapat dikelompokkan  atas beberapa jenis: Buku, meliputi:
ü  Buku teks
ü  Buku bacaan tambahan
ü  Buku bergambar
ü  Biografi
ü  Fiksi sejarah
-Referensi khusus, mencakup:
ü  Ensiklopedia
ü  Peta dan Globe
ü  Atlas
ü  Kamus
ü  Almanak dunia
ü  Chart dan grafik
ü  Buku tahunan
ü  Lembaran negara
-Bahan-bahan serbaneka, antara lain:
ü  Buku atau koran iklan
ü  Majalah
ü  Resep makanan
ü  Buku telepon dan petunjuk
ü  Buku panduan pariwisata.

Ada sejumlah aspek yang dituntut dari sejumlah pembaca. Aspek-aspek itu adalah ;
1. Aspek sensori, yakni kemampuan membaca untuk memahami simbol-simbol teks
2. Aspek perseptual, yakni kemampuan membaca untuk menginterpretasikan simbol - simbol teks (apa yang di lihat dan yang tersirat),
3. Aspek skemata, yakni kemampuan pembaca untuk menghubungkan pesan tertulis dengan struktur pengetahuan dan pengalaman yang ada,
4. Aspek berfikir, yakni kemampuan pembaca untuk membuat inverensi dan evaluasi dari teks.
5. Aspek Afektif, yakni kemampuan pembaca untuk membangkitkan dan menghubungkan minat dengan motivasi dengan teks yang dibaca. Kelima aspek tersebut harus berhubungan yang seimbang (harmonis) pada saat proses membaca, sehingga itu membentuk interaksi dengan penulis melalui teks yang dibacanya Tahap-tahap kegiatan pembaca saat berinteraksi dengan penulis melalui teks.
Tahap - tahap itu adalah ;
           1. Kegiatan pembaca sebelum membaca (tahap sebelum membaca) Kegiatan pembaca pada tahap ini adalah ;
a. Pembaca menggunakan pengetahuan (skemata) topik, bahasa yang digunakan dalam teks sistem tanda baca serta pola retorik atau struktur teks.
b. Pembaca sudah memiliki "beka"l untuk membaca, pengalaman membaca sebelumnya, penyajian teks, tujuan membaca dan sasaran atau fokus untuk membaca.
           2. Kegiatan membaca dalam proses membaca Kegiatan pembaca pada tahap ini adalah : Pembaca melakukan kegiatan ;
a. Pembaca melakukan kegiatan skiming dan skeening
b. Pembaca melakukan kegiatan pencarian pengertian
c. Pembaca melakukan kegiatan Peramalan inplikatur
d. Pembaca melakukan kegiatan Pemaknaan kembali
e. Pembaca melakukan kegiatan; Pengujian Hipotesis
f. Pembaca melakukan kegiatan Menyusun kembali (melanjutkan hasil bacaan).
           3. Kegiatan pembaca setelah membaca Kegiatan pembaca pada tahap ini adalah:
a. Pembaca merespon dalam berbagai cara (membicarakan, menulis atau mengerjakan).
b. Pembaca merefleksi berdasarkan apa yang di baca
c. Merasa sukses dan ingin membaca lagi
d. Mengkreasikan apa yang dibaca.
           Kegiatan pembaca pada masing-masing tahap itu dapat terlaksana apabila pembaca sudah memiliki keterampilanmengubah lambang-lambang tertulis atau teks menjadi lambang bermakna.
Apabila pembaca sudah memiliki keterampilan tersebut dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam masing-masing tahap membaca berarti pembaca dipandang memiliki kemampuan komunikasi bahasa tulis. Seseorang memiliki kemampuan komunikatif apabila orang tersebut sudah mampu menggunakan kebahasaan, struktur kemampuan, strategi produktif, mekanisme psikofisik dan konteks menurut (Bachman, 1990).
                                                  
  1. RUANG LINGKUP PENGEMBANGAN MEMACA DI SD
Pembelajaran di SD adalah suatu kegiatan guru dan siswa dalam mencapai pembelajaran membaca. Ruang lingkup pembelajaran membaca adalah upaya peningkatan pencapaian tujuan pembelajaran membaca. Pembelajaran membaca di SD tidak dilaksanakan secara khusus, melaikan pembelajaran itu dilaksanakan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra. Pembelajaran itu dilaksanakan kepada siswa dari mulai kelas I sampai kelas VI oleh guru yang mengajar dikelas itu. Terdapat perbedaan orientasi dan fokus pembelajaran antara pembelajaran membaca di kelas I dan II dengan kelas III, IV, V dan VI. Di kelas I dan II, pembelajaran membaca dan menulis dipadukan menjadi satu kegiatan pembelajaran atau lazim diistilahkan dengan MMP (Membaca, Menulis. Pemulaan). Di kelas III, IV, V dan VI MMP tidak dilakasakan karena pembelajaran pemnbacaan membaca dan menulis sudah di ajarkan. Apabila pembelajaran membaca di SD dilaksakan seperti itu, tentu tujuan yang harus dicapai oleh siswapun berbeda-beda untuk setiap kelasnya. Guru sebagai perencana dan pelaksana pembelajaran membaca dikelas tersebut harus mengetahui perbedaan tujuan tersebut. Artinya, guru perlu mempertimbangkan perbedaan siswanya sehingga tujuan dapat dicapai oleh siswa. Apabila siswa mencapai tujuan tidak sesuai dengan rumusan yang diharapkan, berarti pembelajaran itu dipandang kurang berhasil. Dalam hal ini, guru harus mengembangkan pembelajaran membaca yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.
  1. TEKNIK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MEMBACA DI SD
Pengembangan pembelajaran membaca di SD  dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Perkembangan Struktur Kognitif Berorientasi pada pandangan Piaget, Perkembangan struktur kognitif anak meliputi tahap-tahap :
a) . Sensori Motor Tahap sensori motor, yakni usia 0-2 tahun, anak mulai merasakan dan memahami dunia dan lingkungannya dengan berdasarkan hubungan-hubungan langsung.
b
). Praoperasional Pada tahap praoperasional, usia 3-7 tahun, anak dapat memikirkan obyek-obyek tertentu, kemungkinan manipulasinya, memilah dan menyusun obyek tertentu secara konkret, dan membentuk presepsi hingga membuahkan informasi tertentu. Meskipun pada tahap-tahap tersebut perkembangan bahasa anak mulai tumbuh bagi Piaget perkembangan struktur kognitif anak tidak bergantung pada perkembangan bahasanya.
c
). Konkret tahap ini usia 8-11 tahun, anak mampu memusatkan perhatian pada sebuah aspek maupun problem dan menghubungkannya. Dan terdapat kemampuan memilah dan membedakan ciri aspek yang satu dengan yang lain serta membandingkan dunia pengalaman dan kenyataan yang dihadapi secara timbal balik. d. Oprasiformal (Operasional) Pada tahap ini usia anak 11 tahun keatas, anak sudah mampu berfikir secara abstrak dan simbolis, membentuk pemahaman secara komprehensif, dan membandingkan berbagai pengertian untuk kemudian mengambil kesimpulan secara tentatif

















KESIMPULAN
Membaca adalah salah satu keterampilan dalam belajar untuk memperoleh sejumlah pengalaman dan atau pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu. Membaca adalah proses berpikir, dan intinya adalah proses memaknai, yakni merekontruksi makna. Membaca sering juga dikatakan sebagai proses kognitif yang kompleks. Namun, bukan berarti bahwa pekerjaan membaca tidak dapat disederhanakan. Untuk dapat menjadi warga negara yang bisa berpartisipasi dalam masyarakat maka perlu adanya pembelajaran pengembangan keterampilan membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat. Adapun pengembangan keterampilan yang perlu dipelajari dalam membaca, antara lain:
                  
1.      Pengembangan Keterampilan Pemahaman
Yaitu melalui proses kesadaran (metakognitif) dengan cara melakukan kontrol (memonitoring) pemahaman terhadap isi bacaan. Kesadaran metakognitif ini memerlukan adanya monitoring oleh diri sendiri (self-monitoring) dan evaluasi diri (self-evaluation).
2.      Pengembangan Keterampilan Vokabuler Sosial
Vokabuler di sini maksudnya adalah semua kata, perbendaharaan kata atau kosa kata yang biasa digunakan dalam IPS. Dikembangkan dengan mengelompokkan jenis vokabuler dan melalui proses penggunaannya dalam  konteks bukan dengan glosarium saja.

Jarolimek dan Parker menyarankan beberapa keterampilan membaca isi buku teks, sebagai berikut:
a.       Memanfaatkan beberapa bagian buku-buku.
b.      Mengenali kalimat-kalimat topik.
c.       Memanfaatkan teknik pengorganisasian buku.
d.      Memanfaatkan gambar untuk membantu pemahaman.
Dengan pembelajaran pengembangan keterampilan membaca tersebut, dapat membantu kita berpartisipasi lebih baik di dalam masyarakat luas.




DAFTAR PUSTAKA
Sapriya: 2012. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya
Dumanita.blogspot.com
 Supriyadi M. Ed Prof. Dr. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial









Tidak ada komentar:

Posting Komentar